Iklan

Selasa, 16 Desember 2025, Desember 16, 2025 WIB
Last Updated 2025-12-16T02:00:43Z
HukumInternasionalMaritimNasionalPendidikan

Suara Hukum bagi Manusia Laut: Prof. Dr. Capt. Eddy Sumartono Persembahkan Buku ke-15 di Penghujung 2025

Kutipan Foto:
Sampul buku Hukum Perlindungan Awak Kapal karya Prof. Dr. Capt. Eddy Sumartono, DBA., Ph.D., memadukan visual kapal niaga dan palu hukum sebagai simbol perlindungan, keadilan, dan komitmen terhadap kesejahteraan awak kapal di era maritim modern.



Jakarta, 2025 - Menjelang berakhirnya tahun 2025, Prof. Dr. Capt. Eddy Sumartono, DBA., Ph.D. kembali menghadirkan karya yang sarat makna bagi dunia maritim. Buku terbarunya yang ke-15 berjudul Hukum Perlindungan Awak Kapal: Standar Internasional, Kesejahteraan, dan Etika Maritim Modern menjadi penutup tahun yang istimewa sekaligus penegasan komitmennya dalam memperjuangkan hak dan martabat pelaut di tengah arus globalisasi pelayaran.

Industri pelayaran dunia terus tumbuh sebagai tulang punggung perdagangan internasional. Namun di balik geliat ekonomi tersebut, para pelaut kerap menghadapi realitas kerja yang berat: jam dinas panjang, tekanan mental, risiko keselamatan, hingga ketidakpastian perlindungan hukum. Melalui buku ini, Prof. Eddy mengajak pembaca melihat sisi lain dunia pelayaran—sisi manusiawi yang sering luput dari perhatian kebijakan dan regulasi.

Buku Hukum Perlindungan Awak Kapal disusun dengan pendekatan yang komprehensif dan aplikatif. Pembahasan dimulai dari standar hukum internasional, khususnya Maritime Labour Convention (MLC) 2006, kemudian diperluas pada aspek keselamatan dan kesehatan kerja, kesejahteraan awak kapal, serta etika maritim dalam konteks industri modern. Setiap bab dirancang untuk memberikan pemahaman utuh, tidak hanya tentang aturan, tetapi juga tentang makna perlindungan bagi kehidupan pelaut dan keluarganya.

Keunggulan utama buku ini terletak pada latar belakang penulisnya. Sebagai akademisi, praktisi, dan pelaut berpengalaman, Prof. Eddy menulis dengan sudut pandang yang utuh. Ia tidak berbicara dari menara gading, melainkan dari pengalaman nyata di laut dan ruang-ruang akademik. Hal ini menjadikan buku ini terasa dekat, relevan, dan mudah dicerna oleh berbagai kalangan, mulai dari pelaut aktif, taruna, mahasiswa, dosen, praktisi hukum, hingga pengambil kebijakan.

Isu-isu sensitif seperti kelelahan kerja, tekanan psikologis, kondisi kerja yang tidak layak, hingga kriminalisasi pelaut dibahas secara jujur dan berimbang. Buku ini tidak sekadar mengkritik, tetapi juga menawarkan perspektif solusi melalui pendekatan hukum yang berkeadilan dan berlandaskan nilai kemanusiaan. Pesan yang ingin disampaikan jelas: pelaut bukan sekadar tenaga kerja, melainkan manusia yang memiliki hak, martabat, dan masa depan.

Lebih jauh, karya ini juga berfungsi sebagai panduan praktis bagi para pemangku kepentingan maritim. Negara bendera, perusahaan pelayaran, otoritas pelabuhan, serta agen perekrutan diingatkan akan peran strategis mereka dalam memastikan perlindungan awak kapal berjalan secara nyata, bukan hanya di atas kertas. Dalam konteks ini, buku Prof. Eddy menjadi jembatan antara regulasi internasional dan praktik di lapangan.

Bagi dunia pendidikan maritim, buku ini memiliki nilai strategis sebagai referensi utama yang memperkaya literatur hukum pelayaran di Indonesia. Sementara bagi masyarakat umum, buku ini membuka wawasan tentang pentingnya keadilan sosial di sektor maritim yang selama ini jarang disorot. Dengan bahasa yang mengalir dan substansi yang kuat, buku ini berpotensi besar menjadi bacaan luas dan diminati, khususnya oleh komunitas pelaut.

Melalui karya ke-15 ini, Prof. Dr. Capt. Eddy Sumartono sekali lagi menegaskan dedikasinya terhadap pembangunan maritim yang beradab dan berkeadilan. Di akhir 2025, buku ini hadir sebagai pesan kuat bahwa kemajuan pelayaran dunia harus selalu sejalan dengan perlindungan terhadap manusia-manusia yang mengarunginya.

******

Salam Redaksi,.